Pengalaman Jawa Barat dalam Manajemen Respon Pandemi Covid-19
Melanjutkan Video Conference pertama bersama Kementerian Dalam Negeri pada Kamis, 9 April 2020, ADINKES kembali melanjutkan melaksanakan Video Conference kedua pada Kamis, 16 April 2020 dengan menitik beratkan materi conference Penguatan Manajemen Respon Pandemi Covid-19 ini dengan langkah dan pengalaman nyata yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam upaya Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Ketua Umum ADINKES, dr. Krishnajaya, MS dalam pengantar Diskusi telah menyampaikan bahwa Jawa Barat dan Kota Depok merupakan Provinsi dan Kota tetangga Jakarta yang menjadi epicentrum Pandemi ini. Pelajaran dan tantangan dari kedua daerah ini penting untuk dibagikan kepada seluruh Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kesehatan se-Indonesia untuk respon bersama yang lebih efektif.
Hadir berbagi adalah dr. Berli Hamdani Gelung Sakti, MPPM (Kepala Dinas Kesehatan / Pembina PW ADINKES Jawa Barat) menyampaikan berbagai kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai dasar untuk 8 kegiatan utama di Jabar yaitu: 1) Pembentuk Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19, 2) Social Safety Net kelompok terdampak pandemi; 3) Penetapan Rumah Sakit rujukan; 4) Test massal kelompok paling berisiko; 5) Penyediaan logistik kesehatan yang dibutuhkan; 6) PSBB untuk Bogor, Depok, Bekasi dan Bandung Raya; 7) Pelaksanaan layanan kesehatan Isolasi; 8) Implementasi social / physical distancing serta penggunaan masker bagi masyarakat. Secara kebijakan, Dinas Kesehatan Jawa Barat juga membagi Kabupaten/Kota berdasarkan situasi epidemi (jenis dan jumlah kasus) untuk prioritas pelaksanaan detect-trace-testing.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok (drg. Novarita) dalam sesi ini menyampaikan berbagai kegiatan dan inisiatif inovasi yang dilakukan. Terdapat setidaknya 12 kebijakan Walikota Depok yang telah ditetapkan untuk merespon pandemi ini, test massal (orang berisiko), termasuk dengan pola drive through, sudah dilakukan di 11 Puskesmas, 24 RS dan Labkesda, Pemkot juga telah mengaktifkan Rumah Sakit Daerah dan mitra Rumah Sakit Universitasi Indonesia serta RS Brimob Depok, ratusan bed mampu disiagakan untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19. Kampung Siaga Covid serta Kader Kesehatan dimobilisasi untuk pelaksanaan pencegahan pada tingkat RT/RW/Kelurahan, pembatasan (selektif) pasien ke Puskesmas dengan Telemedicine juga dilakukan sebagai bentuk pencegahan,
dr. Pandu Rino, MPH, PhD selaku peneliti dan akademisi pada kesempatan ini juga memaparkan trend epidemi di daerah dan perlunya Kementerian Kesehatan mengoreksi kebijakan yang menghambat bagi daerah untuk melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sesuai dengan kemampuan dan risiko daerah atas perkembangan epidemi. Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM (Ketua IAKMI) menegaskan dua hal yaitu pentingnya mempercepat respon pencegahan dan pentingnya peran Puskesmas sebagai garda depan penanggulangan ini. Sebagai Narasumber Pembahas (sekaligus mewakili Dewan Pakar PP ADINKES), dr. Yanri Wijayanti Subronto, PhD, SpPD, KPTI, FINASIM memberikan closing statement tentang hikmah dari adanya pandemi ini bagi ketahanan sektor kesehatan kita dan peran masyarakat sebagai kunci utama menghadapi pandemi tidak hanya Covid-19 tetapi juga penyakit lainnya yang berpotensi pandemi di Indonesia.
Seluruh materi dari para Narasumber diatas dapat di download pada link www.adinkes.org/publikasi
Respond For " Pengalaman Jawa Barat dalam Manajemen Respon Pandemi Covid-19 "